Doa dan Niat Mandi Besar Selesai Haid Beserta Tata Caranya, Lengkap



Pembahasan mengenai haid, nifas, dan istihadah adalah yang paling sering dipertanyakan kaum perempuan, entah itu dalam kajian-kajian offline, atau melalui search bar Google, yang mengetikan ‘Cara mandi setelah haid’ atau ‘Doa niat mandi wajib setelah haid’, dan kata kunci lain.

Bahasan tentang hal tesebut, di dalam fiqh, juga merupakan bahasan yang sulit, sehingga banyak sekali yang keliru memahaminya. Oleh karena itu, pembahasan tentang cara mandi wajib setelah haid, nifas, dan jimak, selalu diulang-ulang.

Tetapi meski begitu, masih banyak perempuan yang belum memahaminya, terlebih lagi dalam memahami kaidah dari tiga darah; darah haid, darah nifas, dan darah istihadah.

In syaa Allah hal tersebut akan dibahas setelahnya. Lalu pertanyaannya, gimana sih cara mandi wajib setelah haid?

Doa Niat Mandi Wajib Setelah Haid/Menstruasi

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla lirofi’i hadatsil haidhi lillaahi ta’ala

Artinya:
Saya niat mandi untuk menghilangkan hadas haid karena Allah ta’ala.

Niat ini harus dibacakan di dalam hati, namun bila ingin dilafadzkan dengan lisan maka diperbolehkan. Dengan syarat mutlak, harus juga diucapkan dalam hati.

Tata Cara Mandi Wajib Haid
Berikut ini akan dijelaskan tahapan-tahapan mandi hadas wanita setelah haid dengan sempurna.

Perempuan yang telah selesai haidnya mengambil air dan daun bidara (bisa diganti sabun)
Selain karena diisyaratkan oleh orang termulia, Nabi saw., ternyata dun bidara mempunyai manfaat yang telah diteliti para ahli di antaranya:

Daun bidara mengandung senyawa antibakteri.Daun bidara mengandung senyawa antioksidan.Daun bidara mengandung antiseptik.Daun bidara bisa memperbaiki sel-sel yang mengalami kerusakan.

Masih banyak manfaat daun bidara untuk kesehatan. Tentu saja, apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw. tidak pernah tanpa dasar. Shallallahu ‘alannabiy.

Tetapi sebagai alternatif, karena masih banyak yang kurang perhatian terhadap daun bidara … boleh diganti menggunakan sabun.

Berniat mandi wajib setelah haid. Harus di dalam hati, tetapi bila ditambahkan ucapan lisan tidak apa-apa
Berniat harus di dalam hati, dan untuk menguatkan … diperbolehkan sambil diucapkan dengan lisan, dengan syarat mutlak hati yang mengucapkan.

Berwudhu dengan membaguskan wudhu’nya
Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad saw. yang bersabda, intinya, siapa saja yang membaguskan wudhunya, maka dosa-dosa akan keluar dari tubuhnya.

Menyiramkan air ke atas kepalanya. Lalu menggosok-gosok kepalanya dengan kuat sehingga air menyerap pada pori-pori kulit kepala
Hal ini berdasarkan hadits ‘Aisyah di atas, agar setiap bagian tubuh yang tadinya najis (haid, darah najis; membuat wanita dilarang melakukan ibadah mahdhah), menjadi suci. Menggosok-gosok kulit kepala funsginya agar air meresap ke pori-pori kulit dan membasuh akar rambut.

Menyiramkan air ke seluruh tubuh (bagian kanan didahulukan)
Seperti mandi pada umumnya, mengguyurkan air ke seluruh tubuh lalu menggosok-gosoknya sampai bersih termasuk di sela-sela kecil seperti kuku dan lubang dubur, harus terbasuh. Diutamakan dengan membasuh bagian kanan terlebih dahulu.

Ini berdasarkan hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang intinya … Nabi Muhammad saw. sangat menyukai memulai segala sesuatu dari kanan dahulu; entah itu mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam urusan-urusan penting lainnya.

Mengambil kain atau kapas yang sudah diberikan wewangian
Dianjurkan menggunakan wangi kesturi, tetapi bila tidak ada maka diperbolehkan menggunakan wewangian lain, untuk kemudian mengusapkannya pada farji/rahim dan bagian yang terkena darah haid. Ini merupakan sunnah dari Rasulullaah yang diisyaratkan dengan hadits di atas tadi.

Dalil-dalil Mandi Wajib Setelah Haid
Dari ‘Aisyah ra. bahwa Asma’ binti Syakal ra. bertanya kepada Rasulullah saw. tentang mandi haid, (HR. Muslim)

Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara, atau boleh menggunakan sabun -sbh) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat.

Sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya.

Maka Asma’ berkata: ‘Bagaimana aku bersuci dengannya?’ Beliau bersabda: ‘Maha Suci Allah’ maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: ‘Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu).’

Dari ‘Aisyah ra. ketika seorang wanita bertanya pada Rasulullah saw. tentang mandi haid, (HR. Muslim 332)

Hendaklah dia mengambil sepotong kapas atau kain yang diberi minyak wangi kemudian bersucilah dengannya. Wanita itu berkata: ‘Bagaimana caranya aku bersuci dengannya?’

Beliau bersabda: ‘Maha Suci Allah bersucilah!’ Maka ‘Aisyah menarik wanita itu kemudian berkata: ‘Ikutilah (usaplah) olehmu bekas darah itu dengannya (potongan kain/kapas -sbh).’