Dengan Aurat Terbuka Tanpa Memakai Jilbab, Bolehkah?


Wanita wajib menutup aurat kalau mau bertemu dengan yang bukan mahram dan kalau mau shalat. Belum ditemukan keterangan yang mewajibkan wanita menutup aurat kalau sedang membaca Al-Qur’an. Kalau lagi berada di rumah, dan seisi rumah itu semuanya muhrim, boleh membaca Al-Qur’an tanpa jilbab. Meskipun tidak pakai jilbab, tetap boleh membaca Al-Qur’an. Bahkan boleh membacanya sambil tiduran kalau niatnya untuk mempelajarinya bukan untuk melecehkannya. Walaupun tidak baik untuk mata.

Itu kalau kita membahas dari segi boleh atau tidaknya. Tapi tentu berbeda kalau kita membahas dari segi kelayakan. Dimana kita tahu bahwa membaca Al-Qur’an adalah seperti kita sedang ibadah berinteraksi dengan Allah. Dan sudah sepatutnya kita menghadap Allah dengan adab dan kondisi yang baik. Membaca Al-Qur’an tentu memiliki adab. Karena yang dibaca adalah kalamullah (firman Allah), bukan koran, bukan perkataan makhluk. Ketika membaca Al-Qur’an, maka seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Qur’an:

1. Membaca dengan tenang. Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. ar-Ra’du: 28)

2. Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca. “Dan bacalah al-Quran dengan perlahan-lahan (tartil)” (QS. al-Muzammil: 4)

3. Membaguskan suara ketika membacanya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Maksud hadits ini adalah membaca Al-Qur’an dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan suara di luar kemampuannya.

4. Membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Alloh dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)

5. Membaca Al-Qur’an dengan tidak mengganggu orang yang sedang shalat, dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih secara khusyu’. Rasululloh shollallohu ‘alaihiwasallam bersabda, “Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an).” (HR. Abu Dawud)

6. Menghadap kiblat. Disunahkan membaca Al Quran di luar shalat dengan tetap menghadap kiblat karena sebaik-baiknya tempat beribadah adalah menghadap kiblat. Seiring dengan itu pembaca Al Quran hendaknya duduk dengan tenang, penuh kekhusyuan, dan menundukan kepala pertanda khidmat. Inilah sikap yang paling mulia dan sempurna. Namun demikian, membaca Al Quran sambil berdiri, tiduran atau berbaring, tetap dibolehkan dan berpahala.

7. Membaca Al-Qur’an dalam keadaan sucidari hadats dan najis. Allah  berfirman: “Sesungguhnya Al-Quran Ini adalah bacaan yang sangat mulia. Pada Kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh). Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.” (QS. Al Waqiah: 77-79)

8. Meletakkan Al-Qur’an di tempat yang layakdalam keadaan mushaf tertutup. Sebaiknya di letakkan di tempat yang bersih, rapid an lebih tinggi. Jangan sampai meletakkan al-Qur’an berceceran di lantai. Hal tersebut demi memuliakan kitabullah. Jika buku kesayangan kita saja kita simpan dan letakan di tempat yang layak. Tentu kitabullah jauh lebih dari itu.

9. Memperlakukan kalamullah saat membacanya dengan pakaian sopan dan menutup aurat. “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” (QS. Al-A’raf: 26)