Adakah anda tahu apa erti doa yang sebenarnya dan apakah adab dan etika berdoa yang disukai Allah SWT? Doa merupakan permohonan, permintaan atau pengharapan seseorang untuk mendapatkan kebaikan daripada Allah SWT. Kita disyariatkan berdoa untuk kebaikkan diri, keluarga, sahabat serta sesama umat Islam.
Yang sebenarnya setiap daripada kita mempunyai keperluan, kehendak dan keinginan masing-masing dan salah satu cara untuk mendapatkan semua itu adalah dengan memohon doa atau berdoa kepada Allah SWT supaya hajat itu dimakbulkan-NYA. Walau bagaimanapun, anda perlu tahu adab dan etika berdoa agar setiap doa yang dipanjatkan itu lebih diberkati dan dikabulkan.
Adab dan Etika Berdoa Dalam Islam
Pertama, permohonan doa tersebut hendaklah ditujukan kepada Allah sahaja. Tidak boleh menujukan doa kepada seseorang selain Allah, tidak boleh menujukan doa kepada seseorang bersama Allah. Doa merupakan salah satu urusan aqidah, maka hendaklah kita berhati-hati agar tidak melakukan syirik dalam rangka berdoa.
Kedua, permohonan doa hendaklah dengan hati yang sedar dan berharap. Usah berdoa dengan hati yang lalai, putus asa atau ragu-ragu. Dalam sebuah hadis yang lain Rasulullah mengingatkan: Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kalian meyakini ia akan dikabulkan. Ketahuilah bahawa Allah tidak akan mengabulkan doa daripada hati yang lupa lagi lalai. [Shahih Sunan al-Tirmizi, no: 3401/3479]
Adab Berdoa Menurut Al-Quran dan Sunnah
Para Ulama menjelaskan tentang adab dan etika dalam berdoa agar dikabulkan, sebagaimana tuntutan dalam al-Quran dan Hadis.
Al-Baghawi rahimahullah berkata: "Ada etika dan syarat-syarat dalam berdoa yang merupakan sebab dikabulkannya doa. Barangsiapa memenuhinya, maka dia akan mendapatkan apa yang diminta dan barangsiapa mengabaikannya, dialah orang yang melampaui batas dalam berdoa; sehingga doanya tidak berhak dikabulkan".
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata "Kedua ayat berikut mencakup adab-adab berdoa dengan kedua jenisnya (doa ibadah dan doa permohonan);
Iaitu firman Allah SWT :
ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Janganlah kamu membuat kerosakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. [al-A‘raf/7:55-56]
Dan Ibnu Katsir rahimahullah membawakan sejumlah hadis-hadis yang berkaitan dengan adab-adab tersebut iaitu:
1. Mengangkat kedua tangan sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Salman al-Farisi Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah SAW bersabda:
قَالَ إِنَّ اللّهَ حَيِيٌ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ
"Sesungguhnya Allah SWT Maha pemalu lagi Maha pemurah terhadap seorang hamba yang mengangkat kedua tangannya (berdoa), kemudian kedua tangannya kembali dengan kosong dan kehampaan (tidak dikabulkan)."
2. Memulakan doa dengan pujian terhadap Allah SWT, kemudian Selawat dan Salam kepada Rasulullah SAW, selanjutnya bertawasul kepada Allah SWT dengan tawasul yang disyariatkan, seperti dengan bertauhid kepada Allah SWT dengan asma’ dan sifat Allah SWT, dengan amal shalih dan selainnya.
3. Bersangka baik terhadap Allah SWT. Diriwayatkan dalam sebuah hadis qudsi dari Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda :
يَقُولُ اللَّه عَزَّوَجَلَّ : يَقُولُ أَنَّا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِيْ وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِيْ
"Allah SWT berfirman: "Aku (akan) sebagaimana hamba-Ku menyangka tentang-Ku, dan Aku akan bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku."
al-Qurthubi rahimahullah berkata: "Maknanya adalah hamba itu menyangka dikabulkannya doa, diterimanya taubat, diberikan ampun melalui istighfar, serta menyangka dibalas dengan pahala atas ibadah yang dilakukan sesuai syarat-syaratnya sebagai keyakinan akan kebenaran janji Allah SWT.
4. Menjauhi sikap tergesa-gesa mengharapkan terkabulnya doa kerana ketergesa-gesaan itu akan berakhir dengan sikap putus asa sehingga ia tidak lagi berdoa. Naudzubillah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُسْتَجَابُ لأَِحَدِكُم مَالَم يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَم يُتَجَبْ لِي
"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah bersabda "Akan dikabulkan (doa) seseorang di antara kalian selama dia tidak tergesa-gesa, iaitu dia berkata ‘aku telah berdoa namun belum dikabulkan bagiku".
Dalam lafaz lain, SAW bersabda:
قَالَ لاَيَزَالُ يُستَجَابُ لِلعَبْدِ مَا لَم ْيَدْع ُبِإِثْم أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَالَمْ يَسْتَعْجِل قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الاِستِعْجَالُ قَالَ يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَم أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ
"Sentiasa akan dikabulkan (doa) seorang hamba selama tidak meminta sesuatu yang membawa dosa atau memutuskan tali kekeluargaan, selama dia tidak tergesa-gesa. Ditanyakan kepada Rasulullah SAW :
"Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud tergesa-gesa?" Rasulullah SAW menjawab: "Dia berkata aku telah berdoa, aku telah berdoa namun aku tidak pernah mendapatkan doaku dikabulkan, kemudian ia berputus asa dan meninggalkan berdoa."
5. Membersihkan jiwa raga dari berbagai kotoran dosa. Hati yang kotor dengan berbagai maksiat atau jiwa yang tidak bersih dari perkara haram akan menghalang terkabulnya doa.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيًّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَِ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا الرُّيسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ وَقَالَ يَاأَيُّهَاالذِنيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَا كُمْ ثُمَّ دَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَارَبِّ يَارَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمََِشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامٌ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata : "Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah SWT baik dan tidak menerima melainkan yang baik. Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan kaum Mukminin dengan apa yang telah diperintahkannya kepada para rasul.
Allah SWT berfirman: "Wahai para rasul makanlah kalian dari yang baik dan beramal solehlah, sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan."
Allah SWT juga berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman makanlah rezeki yang baik dari apa yang diberikan kepada kalian."
Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan seorang musafir yang berjalan jauh sehingga tidak terurus rambutnya, lusuh dan berdebu tubuhnya, dia mengangkat kedua tangannya ke arah langit seraya berdoa menyeru:
"Wahai tuhanku, wahai tuhanku," namun makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi dari yang haram, bagaimana mungkin akan dikabulkan doanya?."
6. Yakin bahwa Allah SWT Maha mengabulkan doa selama tidak ada sesuatu pun yang menghalangnya. Dari 'Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah SAW bersabda:
ادْعُوا اللَّهَ وَاَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِاْللإِجَاَبَةِ وَاعْلَمُواأَنَّ اللَّهَ لاَيَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
"Berdoalah kepada Allah SWT dan kalian yakin (akan) dikabulkan, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa (seorang hamba) yang hatinya alpa serta lalai."
Dalam hadis lain dari Abu Sa‘id Al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيْهَا إثْمٌ وَلاَقَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّأَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّ خِرَهَا لَهُ فِي الآخِرَةِ وَإِمَّا اَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا قَالُوا إِذًا نُكثِرُ قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ
"Tidaklah seorang Muslim berdoa kepada Allah SWT dengan sebuah doa yang tidak ada dosa atau pemutusan ikatan kekeluargaan di dalamnya, melainkan Allah SWT akan memberinya satu di antara tiga perkara;
- Boleh jadi Allah Subhanahu wa Ta’ala segera mengabulkan doa tersebut
- Menyimpan sebagai tabungan baginya di akhirat
- Menyelamatkannya dari kejahatan yang setara dengan doa yang dipanjatkannya
Para sahabat berkata : "Jika demikian, kami akan memperbanyakkan (doa)." Rasulullah SAW menjawab: "Allah SWT lebih banyak."
Ibnu Katsîr rahimahullah berkata :
"Yang dimaksudkan adalah bahawa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan doa seseorang, dan Allah SWT tidak disibukkan dengan sesuatu apapun. Dia Subhanahu wa Ta’ala Maha mendengar doa. Dalam hal ini terdapat anjuran (memperbanyak) berdoa kerana tidak satu pun yang luput dari-Nya Subhanahu wa Ta’ala ."
Terutama pada saat kita tengah mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah puasa di bulan Ramadhan. Hendaknya kita mengambil kesempatan yang istimewa ini dengan memperbanyakkan doa bagi kebaikan kita di dunia dan akhirat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَ ثٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَ تُهُمْ : الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَاْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ
"Ada tiga orang yang tidak ditolak doanya; seorang yang berpuasa sehingga berbuka, seorang pemimpin yang adil dan seorang yang dizalimi.
Marilah kita semua memperbanyakkan doa sebab Allah SWT murka terhadap orang yang tidak berdoa kepada-Nya sebagaimana firman-Nya:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Dan tuhanmu berkata: "Berdoalah kepadaku, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari berdoa kepadaku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina."
Demikian pula dijelaskan dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah SAW bersabda: “ مَنْ لَم يَدْعُ اللَّه يَغْضَبْ عَلَيْه” yang ertinya: "Barangsiapa yang tidak berdoa kepada Allah SWT maka Allah SWT marah terhadapnya."
Ibnu al-Mubârak Radhiyallahu ‘anhu berkata :
الرّحْمَنُ إِذَا سُئِلُ أَعْطَى، وَالرَّحِيْمُ إِذَا لَمْ يُسْأَلْ يغْضَبُ
Ar-Rahman (Allah SWT) jika Dia diminta akan memberi, dan Ar-Rahîm (Allah SWT) jika Dia tidak diminta akan marah.
Ya Allah SWT, aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak puas, serta dari doa yang tidak dikabulkan." -
Facebook
Oleh itu apabila seseorang berdoa kepada Allah supaya diampunkan dosa-dosanya dan dia benar-benar berharap dan mengharap agar Allah mengampunkan semua dosa-dosa, maka sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah dalam hadis qudsi di atas, Allah akan mengampuni dosa-dosa tersebut.
Ingat, anda jangan sekali-kali berputus asa daripada rahmat dan keampunan Allah. Berdoalah dengan sungguh-sungguh kepada Allah sahaja supaya semua dosa-dosa kita diampuni-Nya dan berharaplah agar Allah segera memakbulkan doa supaya diampuni segala dosa-dosa kita.
Dan jangan lupa juga untuk memohon doa iringan dengan penuh keikhlasan untuk kedua ibu bapa kita setiap kali kita menadahkan tangan untuk memohon doa dari-NYA. Mintalah segala kebaikan daripada Allah untuk kedua-dua mak ayah kita yang amat kita sayangi itu sama ada yang masih hidup atau pun meninggal dunia. Semoga bermanfaat. -
ilmualam.com